Daftar Blog Saya

2017/03/10

SEKAPUR SIRIH
 MEMBUKA KENANGAN MASA LALU

(Hendra Poetra Hista)


Beranjak dari seorang anak yang lugu, polos dan belum tahu apa-apa. Dengan beriringnya waktu anak itu sekarang sudah beranjak dewasa. Dia terlahir memang bukan dari keluarga berada. tapi karena dengan tekad dan ke sungguhannya ia sekarang dapat meraih cita-citanya. Awalnya dengan segala kekuranganya ia sempat putus asa untuk meraih cita-cita tersebut. tapi karena itulah ia muali bangkit dan mencoba memberanikan diri untuk bisa seperti anak-anak yang lain bisa mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi.

Dia bernama Putra dia berasal dari kampung yang mungkin kebanyakan orang tidak tahu di mana kampung itu berada. Dia orang yang tak mau ketinggalan oleh teman-temanya dalam hal pendidikan. dengan segala keterbatasan serta dukungan orang tua yang begitu besar akhirnya selepas ia dari bangku MTs 2008 yang lalu kemudian ia melanjutkan ke jenjang SMA di kota Menes. Yaa... itu adalah salah satu kota pendidikan yang ada di menes segala jenis dan jenjang pendidikan ada di sana. serta siswanya pun berasal dari berbagai wilayah di sekitar pandeglang. Ia merasa senang bisa melanjutkan pendidikannya. di awal ia memasuki dunia SMA ia beserta ke 4 orang temannya di delegasikan oleh gurunya untuk mengikuti seleksi PASKIBRA kecamatan. Seminggu setelah seleksi di umumkanlah nama-nama yang lolos seleksi tersebut dan sernyata salah satunya yang lolos adalah Putra.

selepas pengumuman tersebut Putra pun setiap hari latihan di alun-alun kecamatan. mulai latihan pukul 06.00-17.30 WIB. Sungguh melelahkan memang, tapi ta nampak keluh kesah dari wajahnya yang sudah mulai agak berubah warna kulitnya. setiap pagi dengan penuh semangat ia berangkat menuju medan latihan dengan beban yang di pundak lebih kurang 5kg. Singkat cerita sudah hampir satu bulan ia di tempa di medan latihan ia jatuh sakit. ia pun tak bisa lagi melanjutkan karena saran dari ahli pengobatan medis agar tidak dilanjutkan karena kondisinya yang sangat cukup lemah. akhirnya ia pun tidak bisa ikut mengibarkan Sang Saka Merah Putih tersebut, tapi dengan penuh kebanggan ia dapat menyaksikan teman seperjuangannya dapat mengibarkan bendera Merah putih tersebut sukses terpancang di ujung tiang. 

TERIMA KASIH KAWAN KENANGAN ITU TAK KAN BISA TERLUPAKAN.